Medan - Setahun lebih Siti Aisyah Pulungan (8) dan ayahnya Muhammad Nawawi Pulungan (56) yang sakit parah, tidur di becak pengangkut barang.
Pilihan hidup itu mereka lakukan karena ketiadaan biaya untuk
mengontrak rumah. Uang yang mereka miliki habis untuk membiayai
pengobatan Nawawi.
Nawawi menderita sakit sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya, dia bekerja sebagai sopir mobil boks. Lalu, penyakit paru menderanya. Semua yang dimiliki habis dijual untuk berobat ke rumah sakit.
Sampai akhirnya uang tabungan yang mereka miliki menipis. Tidak mampu membayar kontrakan rumah, Nawawi memutuskan untuk tinggal di becak yang biasa digunakan untuk mengangkut barang. Sedihnya, becak itu pun mereka cicil sejak setahun lalu.
Nawawi sudah pasrah, namun putrinya Aisyah justru terus bersemangat. Dia berharap ayahnya sembuh sehingga bisa bekerja lagi. Jika ayahnya bekerja, maka dia bisa sekolah lagi.
"Pengin sekolah lagi," ujar Aisyah di trotoar depan Masjid Raya Al Mashun, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (19/3/2014) sore.
Aisyah sempat duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Namun, seiring dengan kondisi sakit ayahnya dia memutusan untuk menjaga ayahnya itu.
"Mulai dari bangun pagi sampai mau tidur lagi, hanya menjaga ayah,” kata Aisyah.
Sang ayah Nawawi menderita penyakit komplikasi paru yang berimbas pada kondisi fisiknya. Kurus layu dan tidak bisa menggerakkan sebagian besar tubuh. Aisyah menjadi tumpuan. Setiap hari Aisyah yang memberi makan, minum, dan memberi obat dan mengurus kebersihan tubuh ayahnya.
Sumber : http://news.detik.com/
Nawawi menderita sakit sejak tiga tahun lalu. Sebelumnya, dia bekerja sebagai sopir mobil boks. Lalu, penyakit paru menderanya. Semua yang dimiliki habis dijual untuk berobat ke rumah sakit.
Sampai akhirnya uang tabungan yang mereka miliki menipis. Tidak mampu membayar kontrakan rumah, Nawawi memutuskan untuk tinggal di becak yang biasa digunakan untuk mengangkut barang. Sedihnya, becak itu pun mereka cicil sejak setahun lalu.
Nawawi sudah pasrah, namun putrinya Aisyah justru terus bersemangat. Dia berharap ayahnya sembuh sehingga bisa bekerja lagi. Jika ayahnya bekerja, maka dia bisa sekolah lagi.
"Pengin sekolah lagi," ujar Aisyah di trotoar depan Masjid Raya Al Mashun, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (19/3/2014) sore.
Aisyah sempat duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Namun, seiring dengan kondisi sakit ayahnya dia memutusan untuk menjaga ayahnya itu.
"Mulai dari bangun pagi sampai mau tidur lagi, hanya menjaga ayah,” kata Aisyah.
Sang ayah Nawawi menderita penyakit komplikasi paru yang berimbas pada kondisi fisiknya. Kurus layu dan tidak bisa menggerakkan sebagian besar tubuh. Aisyah menjadi tumpuan. Setiap hari Aisyah yang memberi makan, minum, dan memberi obat dan mengurus kebersihan tubuh ayahnya.
Sumber : http://news.detik.com/